Sistem
Antrian Dengan Metode FCFS (First Come First Serve) Di Bank DKI Gunadarma Depok
Penulis
1 : Ashari Bayhaki 11111250 4KA10
Penulis 2 : Aris Riswara 11111177 4KA10
Penulis 3 : Heri Ardiawan 13111329 4KA10
Penulis 2 : Aris Riswara 11111177 4KA10
Penulis 3 : Heri Ardiawan 13111329 4KA10
1.
Abstraksi.
Bank adalah tempat menghimpun dana yang merupakan bagian dari gaya hidup
modern di masa kini. Dalam memuaskan para nasabahnya bank telah melakukan
banyak sekali perubahan untuk
meningkatkan pelayanannya. Di beberapa bank terutama bank
DKI Gunadarma Depok masih
terlihat penggunaan sistem antrian yang
konvensional yaitu, para nasabah mengantri dengan kondisi sambil berdiri
ketika akan melakukan suatu transaksi. Hal ini sangat kurang efektif dan akan
berdampak lemahnya minat nasabah dikemudian hari. Karena budaya mengantri
dimasyarakat kita ingin dilayani terlebih dahulu dan tidak mau menunggu lama.
Untuk itu di era kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
sekarang ini, diperlukan suatu sistem pelayanan antrian bank yang sudah
terkomputerisasi. Bentuk program antrian bank tersebut dibutuhkan untuk
membantu dalam proses pelayanan antrian bank. Dengan menerapkan program antrian
tersebut dimaksudkan agar petugas yang melayani dan nasabah yang mengantri
dapat meningkatkan efektifitas kinerja dan efesiensi waktu pelayanan sehingga
sistem pelayanan antrian bank bisa berjalan teratur dan lancar sesuai dengan
yang diharapkan.
2.
Pendahuluan.
2.1
Latar Belakang Masalah.
Bank adalah bagian dari gaya hidup modern di masa kini. Dalam memuaskan
para nasabahnya bank telah melakukan banyak sekali perubahan untuk meningkatkan pelayanannya. Terutama
dalam hal antrian karena budaya mengantri yang terjadi di masyarakat kita
tampaknya masih belum terbiasa karena masyarakat kita selalu ingin dilayani
terlebih dahulu dan tidak mau menunggu.
Di beberapa bank terutama bank DKI masih terlihat penggunaan sistem antrian yang konvensional yaitu masih terlihatnya para
nasabah mengantri dengan berdiri panjang sambil menunggu giliran dalam
bertransaksi baik itu menabung maupun mengambil tabungan. Hal ini tentu saja
sangat merepotkan terutama jika yang melakukan antrian adalah orang tua dan
lanjut usia. Sistem yang masih konvensional ini membuat para nasabah tidak
terlayani dengan maksimal apalagi jika antriannya sangat panjang, disamping itu
suasana dan situasi menjadi tidak nyaman bagi nasabah maupun karyawannya.
Antrian yang konvensional yang masih di gunakan oleh bank
DKI tentu sangat kurang efektif karena para nasabah yang
mengantri panjang tentu akan jenuh berdiri lama, di situlah terjadinya situasi
yang kurang nyaman. Mulai dari keluhan-keluhan nasabah, perbincangan antar
nasabah, dan lain sebagainya. Sehingga tingkat ketidaknyamanan nasabah di bank
DKI semakin tinggi, dan waktu yang
digunakan oleh nasabah DKI ketika mengantri pun menjadi tidak efektif, serta
kinerja para pegawai menjadi tidak optimal karena mereka terlanjur mengalami
kejenuhan dari antrian yang tidak teratur dan tidak lancar.
Berawal dari uraian permasalahan di atas maka menarik
untuk dibuatnya suatu sistem pelayanan antrian bank dengan pendekatan
berorientasi objek yang diimplementasikan dalam bentuk perangkat lunak antrian bank
yang sudah terkomputerisasi. Pembuatan suatu aplikasi program dimaksudkan agar
petugas yang melayani dan nasabah yang mengantri dapat meningkatkan efektifitas
kinerja dan efisiensi waktu pelayanan sehingga sistem pelayanan antrian bank
bisa berjalan teratur dan lancar sesuai yang diharapkan, maka pada laporan
tugas akhir ini mengambil judul Sistem Antrian Dengan Metode FCFS
(First Come First Serve) di Bank DKI Gunadarma Depok.
2.2
Batasan Masalah.
Untuk memberikan arah dan memperjelas tujuan yang akan dicapai
penulis membatasi masalahnya sebagai berikut :
1.
Metode
yang akan dipakai menggunakan metode First
Come First Serve (FCFS).
2.
Maksimal
jumlah antrian sebanyak 999 orang.
2.3
Tujuan.
Tujuan dengan terciptanya sebuah program simulasi antrian
ini adalah :
1.
Untuk
melayani serta mempermudah para nasabah dalam bertransaksi.
2. Untuk meningkatkan efektifitas kinerja serta efisiensi
waktu pelayanan.
3.
Landasan Teori.
3.1
Bank.
Secara umum pengertian
bank adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan yang umumnya didirikan dengan
kewenangan untuk menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan menerbitkan
promes atau yang dikenal sebagai banknote. Asal dari kata bank adalah dari
bahasa Italia yaitu banca yang berarti tempat penukaran uang.
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan / atau
bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.Bank
termasuk perusahaan industri jasa, karena hanya memberikan pelayanan jasa
kepada masyarakat
3.2
Bank DKI.
Bank Pembangunan Daerah Khusus Ibukota Jakarta atau Bank DKI adalah sebuah bank
di Indonesia. Bank ini didirikan pada 30 April 1961 dan berkantor pusat
di Jakarta Pusat.
Bank
DKI didirikan dengan maksud dan tujuan untuk membantu dan mendorong pertumbuhan
perekonomian dan pembangunan Daerah di segala bidang serta salah satu sumber
pendapatan daerah dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat. Pada saat
pendirian, pemegang saham adalah Pemerintah Daerah DKI Jakarta sebanyak 200
lembar saham dan 50 lembar saham dimiliki oleh PT. Asuransi Jiwa Bumi
Poetra 1912, dengan jumlah modal disetor sebesar Rp 2.500.000,00 (dua juta lima
ratus ribu rupiah).
Pada
tanggal 30 November 1992, Bank DKI resmi menjadi Bank Devisa. Pada tahun 1999,
Bank DKI berubah bentuk badan hukum dari Perusahaan
Daerah menjadi Perseroan Terbatas.
3.3
Anrtian.
Menurut Siagian (1987), ada 5 bentuk disiplin pelayanan yang biasa
digunakan, yaitu:
1. First
Come First Served (FCFS) atau First
In First Out (FIFO) artinya, lebih dulu datang (sampai), lebih
dulu dilayani (keluar). Misalnya, antrian pada loket pembelian tiket bioskop.
2. Last
Come First Served (LCFS) atau Last
In First Out (LIFO) artinya, yang tiba terakhir yang lebih dulu
keluar. Misalnya, sistem antrian dalam elevator untuk lantai yang sama.
3. Service
In Random Order (SIRO) artinya, panggilan didasarkan pada
peluang secara random, tidak soal siapa yang lebih dulu
tiba.
4. Priority
Service (PS) artinya, prioritas pelayanan diberikan kepada pelanggan yang
mempunyai prioritas lebih tinggi dibandingkan dengan pelanggan yang mempunyai
prioritas lebih rendah, meskipun yang terakhir ini kemungkinan sudah lebih
dahulu tiba dalam garis tunggu. Kejadian seperti ini kemungkinan disebabkan
oleh beberapa hal, misalnya seseorang yang dalam keadaan penyakit lebih berat
dibanding dengan orang lain dalam suatu tempat praktek dokter.
4.
Pembahasan.
4.1
Analisa Sistem.
4.1.1
Sistem Yang
Sedang Berjalan.
Dalam menganalisis sistem yang sedang berjalan
dengan metode pendekatan berorientasi objek yaitu melibatkan sebuah aktor, use case, serta event-event atau
kejadian yang diakibatkan atau ditimbulkan oleh aktor.
4.1.2 Analisis Aktor Yang Terlibat Dalam Sistem.
Aktor merupakan sebuah peran yang dimainkan
seorang pengguna dalam kaitannya dengan sistem, aktor-aktor tersebut biasanya
berkaitan atau berhubungan dengan sebuah use
case. Seorang aktor dapat menggunakan banyak use case, sebaliknya sebuah use
case juga dapat digunakan oleh beberapa aktor. Aktor yang terlibat dalam
sistem antrian yang terdapat dalam bank DKI Gunadarma Depok antara lain yaitu :
1.
Nasabah
2. Petugas teller, dan satu aktor lain yang
berkomunikasi dengan sistem atau sering disebut sebagai aktor sekunder yaitu
petugas keamanan (satpam).
4.1.3 Analisis Uses Case Dalam Sistem Yang Sedang Berjalan.
Tujuan dilakukannya analisis use case adalah untuk mengetahui lebih jelas bagaimana skenario
sistem antrian yang sedang berjalan dan masalah yang dihadapi mengenai
kelebihan dan kekurangan sistem tersebut dapat diidentifikasi, sehingga dalam
membangun perangkat lunak menjadi lebih mudah. Dari analisis sistem yang lama
akan diketemukan data dan fakta yang akan dijadikan bahan uji dan analisa
menuju pengembangan dan penerapan sebuah aplikasi sistem yang diusulkan.
Skenario antrian yang masih konvensional tersebut antara lain adalah sebagai berikut :
1. Nasabah yang hendak melakukan transaksi menuju ke
loket setempat, jika nasabah datang pertama maka langsung di layani oleh
petugas teller tersebut.
2. Nasabah yang datang berikutnya terpaksa mengantri
menuju antrian yang paling sedikit dalam kondisi berdiri berdasarkan
kedatangannya secara berurutan.
3. Menunggu giliran untuk tibanya transaksi dilayani
oleh petugas teller atau petugas loket setempat.
4.
Tibanya giliran bertransaksi.
5.
Petugas teller melayani transaksi nasabah
6.
Transaksi selesai.
7.
Petugas teller mengakhiri pelayanannya.
8.
Nasabah meninggalkan posisi antrian.
9. Nasabah yang berada pada posisi antrian belakang
maju menempati posisi antrian yang didepan.
10. Proses antrian akan berulang jika nasabah yang
berada pada posisi antrian depan telah selesai melakukan transaksi dan keluar dari posisi antrian.
4.1.4 Mengidentifikasi Aktor dan Use Case Dalam Sistem Yang
Sedang Berjalan.
Setelah mengenali aktor-aktor yang terlibat yaitu
dua aktor utama dan satu aktor sekunder serta use case atau skenario dari sistem yang sedang berjalan sudah
diketahui, maka langkah selanjutnya penulis akan melakukan pemodelan dengan
menggambarkan diagram use case atau use case diagram
Skenario di bawah memperlihatkan interaksi antara
use case dengan aktor.
1. Nama use case :
Antrian. Nasabah mengantri untuk dilayaninya transaksi oleh petugas
kasir atau petugas teller, langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
-
Nasabah menuju antrian.
-
Berdiri berdasarkan kedatangan.
-
Menunggu tibanya transaksi dilayani.
- Posisi antrian berpindah kedepan setelah antrian
pertama selesai bertransaksi dan keluar dari posisi antrian.
2. Nama use case :
Transaksi Dimulai. Petugas teller melayani para nasabah yang akan
melakukan transaksi, trnsaksi akan berakhir jika jumlah antrian telah habis
atau tidak ada lagi nasabah yang mengantri.
3. Nama use case :
Pengaturan Antrian. satpam selaku petugas keamanan biasanya mengatur
jalannya antrian, transaksi dumulai sampai transaksi selesai seperti mengatur
barisan antrian, menertibkan nasabah yang ingin mendahului antrian, dan lain
sebagainya. Hal ini semata-mata supaya antrian bisa berjalan dengan tertib dan
teratur.
4. Nama use case :
Transaksi Selesai. Transaksi nasabah telah selesai dilakukan dan keluar
dari posisi antrian.
Gambar 4.1
4.1.5 Analisa Kebutuhan Sistem.
Diharapkan sistem yang akan dirancang dapat mengatasi
permasalahan yang ada. Berikut ini akan diurakan hal-hal yang diinginkan antara
lain :
1. Sistem
yang baru diharapkan dapat memberikan pelayanan yang lebih baik lagi terhadap
para nasabah pada khususnya, terutama dalam antrian. Nasabah menginginkan
ketika mengantri tidak harus berdiri, dikarenakan nasabah merasa capek dan
malas untuk bertransaksi selanjutnya.
2. Dengan sistem yang baru diharapkan dalam
bertransaksi bisa dilakukan dengan tertib dan teratur, supaya nasabah merasa
nyaman ketika bertransaksi jangan sampai membuat suasana dan situasi menjadi
tidak tenang.
3. Diharapkan
dengan sistem yang baru bisa membuat citra yang baik bagi pihak bank
DKI khususnya dan membuat tingkat
loyalitas nasabahnya semakin tinggi.
4.2 Perancangan Sistem
4.2.1
Perancangan Model Perangkat Lunak.
Dalam penggambaran perancangan sistem menggunakan pendekatan berorientasi
objek antara lain yaitu perancangan use
case diagram baru, perancangan diagram state
baru, serta diagram aktivitas yang dilakukan.
4.2.1
Perancangan Use Case Diagram Yang Diusulkan.
Dalam perancangan use case
diagram bertujuan untuk menspesifikasikan sistem dari aksi-aksi yang diharapkan
oleh calon pengguna sistem yang akan diusulkan.
- Nama use case : Pengambilan Slip Nomor Antrian. Nasabah sebelum melakukan transaksi dihadapkan terlebih dahulu untuk mengambil karcis antrian, langkah-langkahnya adalah :
- Nasabah menuju tempat pengambilan karcis nomor antrian yang sudah disiapkan
- Menekan tombol pengambilan karcis nomor antrian
- Karcis nomor antrian keluar
- Karcis nomor antrian disimpan
- Nama use case : Menunggu. Nasabah mengantri tetapi dalam kondisi bisa relaksi sedikit karena untuk mengantri tidak lagi dengan berdiri tetapi bisa sambil duduk di kursi yang sudah disiapkan di ruang tunggu antrian. Adapun yang perlu diperhatikan ketika mengantri adalah :
- Menunggu pemanggilan nomor antrian dan suara panggilan no antrian yang ditampilkan pada layar monitor serta speaker.
- Nasabah yang yang merasa nomor antriannya di panggil segera menuju ke petugas teller yang di sebutkan.
- Nama use case : Panggilan Nasabah. Untuk dimulainya suatu transaksi petugas teller menekan tombol pemanggilan nasabah yang sudah disiapkan di tempat kerja teller, adapaun langkah-langkahnya adalah :
- Petugas teller yang sudah siap melayani nasabah yang akan bertransaksi, diharuskan menekan tombol tombol pemanggilan nomor antrian nasabah yang sudah disiapkan.
- Proses kondisi pemanggilan nomor antrian nasabah jika petugas teller sudah selesai melayani transaksi nasabah dan adanya suatu nasabah yang akan melakukan transaksi.
- Nama use case : Transaksi Dimulai. Pada mulainya suatu transaksi yaitu ketika petugas teller telah menekan tombol pemanggilan nomor antrian nasabah dan nasabah mengunjungi serta petugas teller telah siap melayani transaksi.
- Nama use case : Transaksi Selesai. Transaksi nasabah telah selesai jika transaksi nasabah sudah selesai dilayani oleh petugas teller setempat dan petugas teller mengakhiri pelayanannya.
- Nama use case : Sistem Kontrol. Pada pengontrolan sistem dilakukan oleh seorang admistrator yang tugasnya antara lain :
- Menghidupkan dan mematikan komputer
- Menyetel ulang nomor antrian dari awal, jika nomor antrian sudah melebihi batasan yang ditentukan
- Menampilkan informasi rata-rata waktu pelayanan dan waktu tunggu nasabah.
Setelah merancang semua use case, maka dapat digambarkan dengan use case diagram.
4.2.3
Perancangan Diagram State Yang Diusulkan.
Perancangan diagram state sistem antrian yang diusulkan menspesifikasikan urutan-urutan
state yang diakibatkan oleh urutan event-event. Jika lebih dari satu
transisi meninggalkan state maka event pertamalah yang dikatakan sebagai event pemicu. Diagram sistem yang
diusulkan tampak terlihat pada Gambar 4.2.
4.2.4
Diagram Aktivitas Yang Dilakukan.
Pada aktivitas dalam sistem antrian merupakan kegiatan seorang aktor
terhadap sistem. Aktivitas dalam sistem antrian dibagi menjadi antara lain :
pengambilan slip antrian, pemanggilan nomor antrian nasabah oleh petugas
teller, dan tugas dari seorang administrator yaitu melakukan pengontrolan
sistem.
4.2.5 Pengambilan Slip Nomor Antrian.
Untuk memulai suatu transaksi nasabah diwajibkan
mengambil slip nomor antrian, tinggal menekan tombol maka di proses oleh
program sistem antrian jika berhasil maka slip akan keluar lewat printer jika
gagal maka slip nomor antrian tidak tercetak dan suara error.
4.2.6 Pemanggilan Nomor Antrian
Pada proses pemanggilan nomor antrian oleh
petugas teller dilakukan jika, ada nasabah yang masuk dan nomor antrian tidak
kurang dari batas yang ditentukan maka proses pemanggilan berhasil tetapi jika
tidak maka gagal.
Gambar 4.4
4.2.7 Kontrol Sistem.
Pada pengontrolan sistem dilakukan oleh seorang
administrator yang tugasnya antara lain : menghidupkan dan mematikan komputer,
menyetel ulang nomor antrian kembali ke awal lagi, dan menampilkan informasi
rata-rata waktu pelayanan dan waktu tunggu nasabah.
4.2.8 Perancangan Keluaran Slip Nomor Antrian
Pada perancangan keluaran yaitu pencetakan slip
nomor antrian, yang digunakan oleh nasabah dirancang sederhana karena hanya
sebagai informasi tanda bukti sebagai nomor urut nasabah ketika akan melakukan
suatu transaksi.
5.
Implementasi.
5.1
Implementasi Perangkat keras.
Untuk mendukung terlaksananya sistem rancangan maka dibutuhkan perangkat
keras yang spesifikasinya yaitu :
a. Prosessor
minimal pentium III atau lebih
b. RAM
minimal 128 MB atau lebih
c. Monitor
SVGA minimal 15” atau lebih
d. Hardisk
minimal 5 GB atau lebih
e. Speaker
aktif
f. Perangkat
tambahan yaitu tombol shortcut yang
dihubungkan ke keyboard.
g. Printer
5.2
Implementasi Perangkat Lunak.
Selain hardware software juga dibutuhkan dalam pengolahan data adapun
spesifikasi software tersebut adalah :
a. Sistem Operasi : Microsoft
Windows XP
b. Bahasa Pemrograman : Borland Delphi Versi 6.0
6.
Kesimpulan.
1. Dengan adanya sistem antrian yang sudah
terkomputerisasi bisa membantu dalam kelancaran proses pelayanan antrian bank
dan kedisiplinan mengantri nasabah.
2. Kebutuhan pada sistem antrian yang tadinya masih
manual bisa dibantu dengan menggunakan PC
sebagai perangkat bantu dalam sistem antrian, agar petugas yang melayani dan nasabah yang mengantri dapat
meningkatkan efektifitas kinerja dan efisiensi waktu pelayanan sehingga bisa
lebih meningkatkan kepuasan nasabah, dan memperkecil skala ketidaknyamanan
nasabah ketika mengantri secara manual.
7.
Daftar Pustaka.
1. M.
Agus J. Alam, 2000. Pemrograman Borland Delphi
6.0 Edisi 4. Penerbit Andi Yogyakarta.
2.
Roger
S.Pressman, Ph.D, 2002. Rekayasa
Perangkat Lunak (Buku Satu). Edisi bahasa Indonesia. Penerbit Andi
Yogyakarta.